Sunday, September 14, 2014

KATE MILLETT: Seksualitas, Politik, dan Revolusi



Apa yang merupakan salah satu kontribusi penting teori feminis terhadap analisis sosiologis tentang kekuasaan? Tentunya tak lain dari apa yang melahirkan jargon terkenal “the personal is political”, yakni sebuah redefinisi terhadap makna “politik”. Redefinisi ini menjadi cornerstone analisis gender seperti yang kita kenal sekarang. Scholar feminis yang membidani teori tentang politik ini adalah Kate Millett, seorang doktor dari Colombia University, Amerika Serikat. “By politics I mean powerstructured relationships, the entire arrangement whereby one group of people is governed by another, one group is dominant and the other subordinate,” tutur Millett dalam bukunya Sexual Politics (1970) yang pernah menjadi bestseller di A.S. dan kerap disebut sebagai manifesto feminis. Pemahamannya tentang politik ini ia kembangkan menjadi teori sexual politics yang menjadi grand theory aliran feminisme radikal dan telah membawa emanispasi perempuan pada makna yang melampaui persamaan hak.
Kate Millett adalah seorang penulis feminis, aktivis gerakan perempuan, dan pematung asal A.S. Ia terutama dikenal lewat karya besarnya, Sexual Politics, buku yang sangat revolusioner pada era 1970-an. Dalam buku yang merupakan disertasi Millett untuk Columbia University ini, Millett tidak saja menghubungkan opresi perempuan dengan institusi perkawinan dan keluarga, tetapi juga melihat bagaimana heteroseksisme sebagai ideologi telah menyokong kuat sistem patriarkat. Buku ini termasuk salah satu sumber tertulis pertama yang membangun fondasi teori feminisme radikal, yang pertama kali  menyebutkan perkawinan monogamis dan keluarga sebagai institusi-institusi utama yang menjalankan opresi perempuan.  Sexual Politics menjadikan Millett sebagai seorang pionir pembela hak-hak perempuan dan sekaligus kaum lesbian. 

Sexual Politics terbit pada saat munculnya gerakan feminsime gelombang kedua yang mengembangkan suatu perspektif yang berpusat pada perempuan (women-centered perspective). Gerakan ini sebenarnya lahir dari gerakan Kiri Baru dan mencoba mengembangkan teori revolusi sosial baru yang lebih radikal. Dari gerakan gelombang kedua ini, lahir apa yang disebut sebagai gerakan feminisme radikal. 

Sesaat setelah bukunya terbit, Millett pun mendadak menjadi terkenal. Millett menjadi berita sampul Majalah Time edisi Agustus 31, 1970. Di situ ia diberi julukan “the Mao Tse-Tung of Women’s Liberation”.

Biodata Singkat[i]
Sebelum dikenal sebagai seorang aktivis, Millett lebih tepat disebut sebagai akademisi.  Pada 1956 ia memperoleh gelar B.A. dari Minnesota University dengan magna cum lauda. Dua tahun kemudian Millett berhasil meraih gelar M.A. dari St. Hilda’s College, Oxford dan merupakan perempuan pertama yang diberikan gelar M.A. dengan first class honors oleh college tersebut.
 
Setelah memperoleh gelar M.A.-nya dan sempat mengajar sastra Inggris di North Carolina University di Greensboro, pada 1959, Millett memutuskan untuk pindah ke kota New York guna mengembangkan kariernya sebagai seorang seniman. Untuk membiayai hidupnya, Millett mengajar pada sebuah sekolah taman kanak-kanak di Harlem. Pada 1961 ia pindah ke Tokyo dan mengajar sastra Inggris di Universitas Waseda dan di kota itu pula ia belajar seni mematung. Di situ Millett bertemu dengan Yoshimura, seorang pematung yang kemudian ia nikahi pada 1965. Dua tahun sebelumnya Millett telah kembali ke New York bersama Yoshimura dan mengajar Sastra Inggris dan Filsafat di Barnard College. Sayangnya, karena aktivismenya di bidang hak sipil, Millett akhirnya dikeluarkan dari college tempat ia mengajar.

Pada 1970, Millett berhasil memperoleh gelar doktornya di bidang Sastra Inggris dan Perbandingan Sastra dari Columbia University dengan disertasinya yang merupakan kombinasi dari analisis literatur, sosiologi, dan antropologi, dan yang kemudian diterbitkan pada bulan Juli tahun yang sama dengan judul Sexual Politics. Buku ini didedikasikan kepada suaminya, Fumio Yoshimura.

Millet mungkin pada awalnya banyak dipengaruh oleh aktivisme mendiang ibunya. Lahir di St. Paul, Minnesota, A.S., di tengah-tengah keluarga Katolik-Irlandia dengan nama Katherine Murray Millett pada tanggal 14 September, 1934, Kate kecil mengikuti pendidikan di sekolah Katolik di daerah St. Paul. Namun, ibu Millett, Helen Millett, cukup progresif untuk zamannya. Ia adalah seorang mantan aktivis yang pernah ikut berkampanye mendukung hak-hak sipil, mendukung hak para gay, dan turun ke jalan untuk memprotes perang Vietnam. Millett menuliskan kisah hubungannya dengan sang ibunda dalam buku Mother Millett (2001).

Millett mengawali aktivismenya pada tahun 1960-an ketika Maoisme sangat memengaruhi gerakan mahasiswa. Pada masa ini gerakan pembebasan perempuan di Amerika, Inggris, dan Jerman mulai terbentuk dan kemudian dikenal sebagai gerakan feminisme gelombang kedua pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Sejak 1966, Millett bergabung dalam National Organization for Women (NOW), yang pada 1971 merupakan organisasi perempuan A.S. skala nasional pertama yang melegitimasi lesbianisme dan mendukung hak-hak kaum lesbian.
 
Di tengah-tengah aktivismenya, kehidupan pribadi Millett kerap dipandang kontroversial, bukan hanya oleh masyarakat umum, tetapi juga oleh kalangan aktivis perempuan karena meski terikat perkawinan, Millett menjalin hubungan cinta dengan beberapa perempuan,  yang juga ia kisahkan dalam beberapa bukunya, seperti Sita (1977). Millet pun baru resmi bercerai setelah 20 tahun dalam pernikahan.

Teori Sexual Politics
Dalam teorinya mengenai sexual politics, Millett menekankan bahwa opresi terhadap perempuan tidak saja bersifat ekonomi, opresi ekonomi hanyalah sebagian dari opresi yang dialami perempuan. Menurut Millett, patriarkat merupakan sistem yang independen dari moda produksi kapitalis.[ii] 
 
Dalam teori ini, politik tidak definisikan secara sempit sebagai dunia yang hanya berhubungan dengan partai, misalnya. Sebaliknya, politik didefinisikan sebagai struktur relasi, atau pengorganisasian yang sarat dengan kekuasaan, di mana satu kelompok atau individu-individu dikendalikan oleh kelompok atau individu-individu lainnya. Politik mencakup hubungan antarras, kasta, kelas, dan jenis kelamin.

Teori feminisme radikal telah banyak dikritik atas perspektifnya yang menguniversalkan pola dominasi laki-laki terhadap perempuan. Walaupun Millett melihat patriarkat sebagai sistem yang universal, sebenarnya ia mengakui bahwa ada variasi sejarah dan lokalitas. Sebagai contoh, prinsip sistem patriarkat bahwa laki-laki yang lebih tua yang memimpin tidak diterapkan secara konsisten dan seragam pada satu maupun semua masyarakat atau negara.

Millett menunjuk pada sejarah patriarkat di berbagai belahan dunia dengan mengemukakan contoh-contoh seperti penerapan sutte di India, pembentukan kaki perempuan di China, fenomena clitoridectomy (penyunatan klitoris), perdagangan perempuan, perkawinan anak perempuan, dan pelacuran yang ditemukan di banyak negara. 

Millet juga mengamati tradisi literatur Barat dari masa prasejarah, abad pertengahan, pencerahan, hingga kontemporer dan melihat bahwa teks-teks tersebut mengandung propaganda segregasi jenis kelamin yang menegaskan status superior maskulinitas. Analisis teks dalam buku Sexual Politics ini turut menginspirasi berkembangnya metode analisis teks pada gerakan feminism pascagelombang kedua dan feminisme gelombang ketiga dan merupakan kontibusi awal feminisme gelombang kedua pada feminist literary criticism yang berkembang pesat pada periode selanjutnya. 

Menurut Millet, patriarkat sebagai sebuah ideologi diterapkan melalui “consent” (kepatuhan). Sexual politics memperoleh kepatuhan dengan cara sosialisasi kedua jenis kelamin pada suatu tata cara dasar yang menyangkut temperamen, peran, dan status. Ketiga kategori tersebut dipilah lagi: status adalah komponen politik, peranan adalah komponen sosiologis, dan temperamen sebagai komponen psikologis. Ketiganya saling berketergantungan dan membentuk semacam rantai.
 
Institusi utama sistem patriarkat adalah keluarga. Keluarga adalah cermin masyarakat dan sekaligus penghubung pada masyarakat yang lebih luas. Sebagai perantara individu dan struktur sosial, keluarga menghasilkan pengendalian dan konformitas ketika otoritas lain dalam masyarakat tidak cukup untuk melakukannya. Sebagai unit dasar dan instrumen fundamental masyarakat patriarkat, keluarga dan peran-peran anggota di dalamnya merupakan prototipe masyarakat luas. Sebagai agen masyarakat luas, keluarga mendorong anggotanya untuk menyesuaikan dan mematuhi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Lebih dari itu, keluarga merupakan suatu unit dalam pemerintahan negara patriarkat yang memimpin warganya melalui kepala keluarga (laki-laki). 

Karena kerja sama antara keluarga dan masyarakat yang lebih luas sangat penting untuk menyokong sistem patriarkat, maka keluarga, masyarakat, dan negara adalah tiga institusi patriarkat yang saling berkaitan satu sama lain. Sumbangan utama keluarga dalam sistem patriarkat adalah sosialisasi kaum muda ke dalam ideologi patriarkat mengenai sikap-sikap individu yang menggiringnya ke kategori peran, temperamen, dan status. 

Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap sifat-sifat yang dikategorikan maskulin dan feminin. Perubahan-perubahan ini tentunya akan membawa dampak yang besar bagi institusi keluarga, sebagai institusi terpenting patriarki. Penghapusan peran jenis kelamin dan kemandirian ekonomi perempuan akan melemahkan struktur otoritas dan ekonomi patriarki.

Karena opresi perempuan hadir dalam alam pikiran setiap manusia, sebuah revolusi sosial dan kultural mengandalkan pada perubahan kesadaran, di mana relasi baru antarjenis kelamin dan definisi baru manusia dan kepribadian manusia menjadi bagian terpadu dari kesadaran tersebut.

Penutup
Melihat kembali pada karya dan aktivisme Kate Millett, dapat dikatakan bahwa Millett telah sesungguhnya menjadikan apa yang pribadi sebagai hal yang politis dan telah memberi makna pada emanispasi perempuan yang melampaui sekadar persamaan hak.

Dengan Sexual Politics, Millett telah memberi sumbangan besar bagi pengembangan teologi feminisme radikal, di samping memberi landasan teori bagi feminisme gelombang kedua secara umum, dan menjadikan the personal is political sebagai praktik politik kaum feminis. Tidak mengherankan kalau karya Sexual Politics kerap disebut sebagai sebuah manifesto feminis. Buku ini sekaligus mendefinisikan kembali “perempuan” dan “politik”, serta pandangan mengenai revolusi itu sendiri. Seperti yang pernah diungkapkan Millett: “A sexual revolution begins with the emancipation of women.[iii]

Revisi 4 Desember 2016


[i] Bagian tentang biodata ini diambil dari berbagai sumber dalam jaringan.
[ii] Posisi analitis ini secara garis besar dapat dikatakan sebagai hal yang membedakan feminisme radikal dengan feminisme sosialis yang melihat kapitalisme sebagai akar opresi perempuan, dan juga dari feminisme liberal yang menitikberatkan pada reformasi sistem yang sudah ada, dengan menuntut perbaikan status perempuan dalam sistem tersebut. Teori sexual politics dipaparkan dalam Bab 2 buku Sexual Politics (1970).
[iii] Wawancara dengan Mark Blasius, pertama kali muncul dalam “Loving Boys" Serniotext(e) Special, Intervention Series #2, Summer 1980. Lihat Sexual Revolution and the Liberation of Children: An Interview With Kate Millett [dalam jaringan] https://www.ipce.info/ipceweb/Library/interv_kate_m.htm.

No comments:

Post a Comment